Junud daulah di nusantara (MIT) saat ini sedang mengharapkan peran serta
kaum muslimin di Indonesia. Melihat dari siroh nabawiyah terkait
kewajiban berhijrah dari Makkah dan Madinah. Ada beberapa kaum muslimin
yang saat itu masih tertinggal di daarul kufr (makkah saat itu).
Beberapa kaum muslimin yang tidak dapat berhijrah dengan beberapa alasan
secara syar'ie akhirnya menggabungkan diri dengan kafilah Abu Bashir.
Alasan tersebut cukup logis, dikarenakan apabila kaum muslimin masih
tertinggal di daarul kufur. Maka kelompok kafir quraisy akan menyiksa
dengan siksaan yang keji. Ada diantara mereka dijadikan tawanan, ada
diantara mereka bahkan dijadikan tameng dalam peperangan.
Cerita tentang 'tidak bisa'nya hijrah Abu Bashir ini menyebar di
kalangan penduduk Makkah, khususnya kaum muslimin. Sebut saja Abu Jandal
bin Suhail bin Amr yang lolos dari Makkah, namun tidak ke madinah. Ia
bergabung bersama abu bashir di pesisir pantai, hingga jumlahnya
mencapai satu 'isbahah (antara 10-40 orang).
Dengan kekuatan kelompok yang dimilikinya dan semangat untuk membela
panji-panji keimanan dan keislaman, Abu Bashir dan sahabat-sahabatnya
selalu menghadang kafilah dagang Quraisy yang berjalan menuju Syam,
karena tempat tersebut memang terletak antara Makkah dan Syam. Dengan
keadaan ini, kafilah dagang kaum Quraisy berkali-kali mengalami
kegagalan, bahkan merugi karena dirampas oleh kelompok Abu Bashir.
Lalu bagaimanakah cara membantu Junud Daulah? Berikut adalah tiga cara untuk membantu junud daulah di Nusantara
1. Menggabungkan diri ke kafilah tersebut.
Menggabungkan diri ke dalam kafilah tersebut adalah upaya pertama untuk
memperkuat dan memperbesar kekuatan kaum muslimin dalam menghadapi
musuh-musuhnya. Menggabungkan diri, juga akan memotivasi kaum muslimin
lainnya untuk berhijrah dan berjihad di jalan Allah.
2. Membantu kafilah tersebut dengan segala upaya dan daya
Segala cara dan upaya dapat digunakan untuk membantu kafilah 'abu
bashier' era ini. Salah satunya adalah membantu dan mengurus keluarga
mujahid. Melayani kebutuhan mereka, pendidikan, dan kesehatan mereka.
Membantu kafilah tersebut juga dapat dilakukan dengan preventif dan
motivatif. Preventif adalah melakukan hal-hal yang mencegah tersusupinya
kafilah dari musuh-musuh kaum muslimin. Mencegah terendusnya lokasi
kafilah tersebut dari musuh-musuh kaum muslimin. Dan mencegah
musuh-musuh kaum muslimin mengalahkan kafilah tersebut, baik di
pegunungan maupun perkotaan. Termasuk mencegah musuh-msuh kaum muslimin
melakukan adu domba di kalangan kaum muslimin.
Sedangkan bantuan motivatif adalah mengabarkan hal-hal baik yang
memotivasi kaum muslimin untuk bergabung dan membantu kafilah abu bashir
tersebut. Motivatif juga berarti memotivasi kaum muslimin untuk
membantu keluarga dari kafilah tersebut yang ditinggalkan. dll
3. Membentuk kafilah dengan tujuan serupa, yaitu membuat kerugian di tangan musuh
Tujuan awal dari terbentuknya kafilah 'amaliyyah Abu Bashier adalah
karena perjanjian hudaibiyah. Namun secara strategis, perjanjian
hudaibiyah tersebut adalah membentuk shadow squad (pasukan bayangan)
kaum muslimin yang pada akhirnya kelompok kafir quraisy makkah tidak
bisa menyalahkan Madinah secara langsung, dan membawa dampak signifikan
terhadap kelompok kafir quraisy makkah.
Dengan tujuan tersebut, membentuk kafilah-kafilah serupa dengan tujuan
membuat kerugian di tangan musuh-musuh kaum muslimin di perkotaan dan
dimana saja, akan berdampak melemahnya kekuatan musuh musuh kaum
muslimin.
Wahai kaum muslimin. Pilihannya hanyalah kalian Hijrah, berjihad, dan
Syahid di JalanNya. Tidak ada pilihan tertangkap, dan tertawan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar